A.Rodliyah – Artikel kali ini akan membahas betapa luar biasa dan mulianya Siti Hajar dalam menghadapi cobaan hidupnya. Dalam buku karya Sibel Eraslan dengan judul Siti Hajar; Sang Ratu Zamzam menjelaskan bagaimana perjalanan hidup tidak biasa.
Seorang wanita merupakan makhluk perasa dan bisa dibilang lemah, tapi hal tersebut tidak berlaku pada istri kedua dari Nabi Ibrahim ini. Ketabahan, kecerdasan, dan kemampuannya dalam menerima takdir sulit kita temukan pada wanita lain.
Berkat ketabahannya tersebut, ia mampu menjadi salah satu wanita yang telah mendapatkan jaminan masuk surga. Perjalanan hidup Siti Hajar dapat kita jadikan inspirasi atau motivasi untuk lebih memahami kehidupan ini.
Kisah Hidup Siti Hajar
Melalui buku karya Sibel Eraslan dengan judul yang sudah kita bahas sebelumnya, ibu dari nabi Ismail ini memiliki kisah hidup mengharukan. Dari perjalanan serta perjuangannya dalam melalui ujian yang telah Allah gariskan benar-benar luar biasa.
Tidak terlintas dalam hatinya perasaan benci akan takdir, melainkan ujian tersebut justru membuat dirinya semakin kuat dan dalam menghadapi berbagai ujian. Kisah hidupnya tergambar dengan jelas, bagaimana hal ini dimulai dengan Hajar kecil yang kehilangan keluarganya.
- Kehilangan Keluarga
Siti Hajar merupakan keturunan dari bangsa Sana’a yang mendapatkan julukan sebagai Penguasa Gurun Pasir. Ayahnya merupakan seorang mulia mendapat kepercayaan menjaga lembah-lembah yang tersebar di gurun pasir tersebut.
Tempat menjadi saksi bahwa sejak kecil dirinya telah mengakui keEsaan Allah, dan mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan di semesta Alam ini.
Suatu hari takdir membuatnya kehilangan seluruh keluarga, terjadi penyerangan bangsa Sana’a telah dihancurkan oleh Bangsa Utara. Pemukiman, bangsal, tempat bermain anak-anak telah hancur dalam kepulan debu pada pasir.
Pada hari tersebut, menjadi hari ia kehilangan dirinya, keluarganya, bahkan seluruh penduduk yang tinggal di tempat tersebut. Tidak ada tempat kembali, tanah kelahirannya sudah tidak ada.
Karena peristiwa tersebut membuat dirinya benar-benar terpukul, kenangan indah yang terbangun semasa hidup melebur bersamaan hancurnya bangsa kaumnya. Akibat perasaan terpukul ia tidak lagi mampu mengingat namanya sendiri.
- Menjadi Tawanan dan Budak
Setelah masa penghancuran berlangsung Siti Hajar menjadi tawanan Bangsa Utara bersama para tawanan yang akan dijual menjadi budak lainnya dari bangsa lain. Pada masa itu Bangsa Utara terkenal sebagai kaum yang merampas hak-hak dengan perlakuan bengis.
Meski sebelumnya bangsa Sana’a telah berbaik hati memberikan bantuan tapi Duta Besar Utara malah kembali dan membalas bantuan tersebut dengan kebengisan. Hajar sebelumnya berada ada dalam kapal mengangkut para tawanan.
Tetap setelah perundingan akhirnya ia dipindahkan ke dalam geladak kapal penuh dengan wanita-wanita cantik. Yang nantinya dijadikan sebagai permaisuri untuk rajanya. Selama kehidupan asrama untuk membentuk kepribadian seorang selir, suatu hari ia mendapatkan mimpi luar biasa.
Hingga pada suatu masa terdengar kabar Nabi Ibrahim dan Siti Sarah datang ke negeri Bangsa Utara. Pada masa itulah, dimanfaatkan oleh Sarah untuk membantu Hajar keluar dari bangsa tersebut.
Raja dari Bangsa Utara yang pada masa itu tertarik dengan kecantikannya istri Nabi Ibrahim namun mendapat perlakuan tidak biasa mengusir pasangan suami istri tersebut. Dengan Hajar sebagai hadiahnya.
- Menjadi Istri Ibrahim
Kini Siti Hajar menjadi bagian dari perjalanan jauh yang akan ditempuh oleh Nabi Ibrahim dan Sarah. Bukan hanya itu saja dalam perjalanan tersebut juga terlibat Nabi Luth yang nantinya ditugaskan menetap di negeri Sodom karena perjalanan sudah tidak dapat dilanjutkan lagi.
Sedangkan rombongan Nabi Ibrahim tetap melanjutkan perjalanan. Meski melakukan perjalanan terus menerus baginya ini merupakan sebuah kebahagiaan tak terhingga setelah berbagai ujian hidup yang sudah dialaminya selama ini.
Namun karena Allah begitu mencintainya, ujian dan cobaan tidak berhenti sampai disitu saja. Karena satu dan lain hal akhirnya Nabi Ibrahim memutuskan untuk menikahi Hajar dengan restu dari Siti Sarah.
Keduanya benar-benar sekat bahkan sudah menjadi sepasang belahan jiwa yang tidak terpisahkan -begitulah gambaran kedekatan Sarah dan Hajar-. Dari pernikahan Hajar dengan nabi Ibrahim akhirnya terdengar kabar menggembirakan, yakni kehamilannya.
4. Siti Hajar dan Zamzam
Disinilah ujian hidup yang sesungguhnya dirasakan oleh istri kedua Nabi Ibrahim. Setelah melahirkan Ismail kecil, nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah agar meninggalkannya dengan Ismail di tengah gurun pasir.
Di bawah teriknya matahari menyengat, serta air susu yang mulai mengering membuat Hajar kebingungan. Ia harus berlari-lari antara bukit shafa dan marwah demi mencari air atau memeriksa datangnya rombongan untuk membantu mereka.
Dalam masa-masa sulit tersebut hatinya terus mengagungkan asma Allah dan mempercayai kuasa-Nya. Sampai terjadi peristiwa yang membuat hatinya terenyuh, dimana keluarnya air zam-zam dari kaki Ismail kecil.
Kehidupan yang penuh derita yang Siti Hajar alami semasa hidupnya, menunjukan betapa tabah dan lapang hatinya dalam menghadapi ujian telah Allah berikan dan gariskan. Tidak ada dalam hatinya rasa benci akan takdir-Nya menjadikan ia sebagai wanita mulia.