Makna Mendalam Idul Adha: Sejarah dan Nilai Pengorbanan

Makna Mendalam Idul Adha: Sejarah dan Nilai Pengorbanan

Diposting pada

Idul Adha adalah hari raya kedua yang sangat penting bagi umat Islam setelah Idul Fitri. Hari raya ini jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender Hijriah atau sekitar 70 hari setelah Idul Fitri. Seperti halnya Idul Fitri, umat Islam juga melaksanakan salat sunnah Idul Adha bersama-sama di masjid atau di lapangan terbuka.

Idul Adha merupakan puncak ibadah haji, di mana jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk melakukan rangkaian ibadah haji, yang merupakan rukun Islam kelima. Bagi mereka yang belum mampu menunaikan ibadah haji, berkurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT pada hari raya ini. Berkurban merupakan amalan utama Idul Adha dengan cara menyembelih hewan kurban.

Untuk memahami makna Idul Adha lebih dalam, mari simak pembahasan berikut.

Makna dan Sejarah Idul Adha

Idul Adha selalu memberikan makna mendalam bagi umat muslim, terlepas dari perayaannya yang dilakukan setiap tahun. Ada kisah ketaatan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s yang bisa dijadikan suri teladan di balik perayaan Idul Adha.

Nilai-nilai yang Diajarkan Idul Adha:

  • Pengorbanan
  • Keikhlasan
  • Kesabaran
  • Ketaatan
  • Berbagi

Terdapat perintah untuk menyembelih hewan kurban dan melaksanakan ibadah haji yang wajib dilaksanakan bagi mereka yang memiliki kemampuan dari segi finansial maupun fisik.

Baca juga: Memahami Ibadah Qurban: Sejarah, Tujuan, dan Syaratnya

Perintah untuk Berkurban

Asal-usul Perintah Berkurban:

  • Berkurban saat Idul Adha mengingatkan manusia bahwa jalan menuju surga membutuhkan pengorbanan dan ketaatan atas perintah-Nya. Ini didasarkan pada kisah Nabi Ibrahim a.s yang mendapatkan mimpi untuk menyembelih Nabi Ismail a.s pada tanggal 8 Dzulhijjah.
  • Nabi Ibrahim a.s, sebagai seorang ayah, tentu saja merenung dan memohon petunjuk kepada Allah SWT setelah mendapatkan mimpi tersebut. Mimpi ini terulang hingga tiga kali.
  • Nabi Ibrahim a.s kemudian menceritakan mimpinya kepada Nabi Ismail a.s, yang dengan ketaatan menyuruh ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
  • Atas keikhlasan dan kesabaran mereka, Allah SWT mengganti Nabi Ismail a.s dengan seekor domba. Peristiwa ini kemudian dijadikan sebagai dasar untuk ibadah kurban pada hari tasyrik (tanggal 10-13 Dzulhijjah) setiap tahun.

Hikmah Berkurban:

  • Hewan kurban pada hari kiamat kelak akan mendatangi orang yang menyembelihnya dalam keadaan utuh, sebagai pahala dan penolong di hari akhir.
  • Penyembelihan kurban juga menanamkan rasa ikhlas dalam berbagi. Dua pertiga bagian daging kurban merupakan hak orang lain, sedangkan sisanya diberikan kepada orang yang berkurban.

Perintah untuk Melaksanakan Ibadah Haji

Dasar Hukum Haji:

  • Haji merupakan rukun Islam kelima yang hukumnya wajib bagi orang yang memiliki kemampuan fisik dan finansial. Pelaksanaan ibadah haji memerlukan pengorbanan badan dan harta.
  • Perintah haji bermula ketika Nabi Ibrahim a.s diperintahkan Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Mekkah. Nabi Ibrahim a.s juga diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dan memberitahu manusia tentang ibadah haji.

Rangkaian Ibadah Haji:

  • Setiap tanggal 8-12 Dzulhijjah, jutaan umat muslim melaksanakan serangkaian ibadah haji sesuai seruan Nabi Ibrahim a.s.
  • Pelaksanaan ibadah haji juga tercantum dalam Q.S Al-Imran ayat 97 yang menyatakan kewajiban manusia terhadap Allah untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu.

Manfaat Haji:

Pelaksanaan ibadah haji dapat membersihkan jiwa dan hati dari dosa-dosa sebelumnya. Berangkat haji saat Idul Adha merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Ketentuan Hewan Kurban Idul Adha

Tidak semua hewan dapat dijadikan kurban. Menurut syariat Islam, jenis hewan yang diperbolehkan adalah hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta. Ada dua kriteria yang harus dipenuhi sebelum membeli hewan kurban: fisik dan umur.

Kriteria Fisik

  • Pilih hewan yang sehat secara fisik dan tidak cacat.
  • Hewan yang dipilih tidak boleh buta, telinganya terpotong, tidak memiliki tanduk, sangat kurus, atau pincang.

Kriteria Umur

  • Unta dan sapi: minimal berumur lima sampai enam tahun.
  • Kambing: minimal berumur dua tahun.
  • Domba: minimal berumur satu tahun atau giginya telah lepas setelah umur enam bulan.