Nabi Ismail AS adalah salah satu nabi dan rasul Allah SWT yang memiliki banyak keteladanan bagi umat manusia. Ia adalah putra pertama Nabi Ibrahim AS dari istri keduanya,
Siti Hajar. Ia juga dikenal sebagai nenek moyang Nabi Muhammad SAW dan bangsa Arab.
Kisah Nabi Ismail AS penuh dengan keajaiban, pengorbanan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Ia lahir dari doa Nabi Ibrahim AS yang sangat mendambakan keturunan.
Ia rela disembelih oleh ayahnya sendiri karena perintah Allah SWT. Ia juga ikut membangun Ka’bah bersama ayahnya di Makkah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang kisah, sifat, dan pelajaran yang bisa kita ambil dari Nabi Ismail AS. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi kita semua.
Kisah Nabi Ismail AS
Kisah Kelahiran Nabi Ismail AS
Nabi Ismail AS lahir dari hasil doa Nabi Ibrahim AS yang sangat menginginkan seorang anak. Nabi Ibrahim AS sudah berusia lanjut dan belum memiliki keturunan dari istri pertamanya, Siti Sarah. Ia pun berdoa kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang shaleh.
Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim AS dan memberinya kabar gembira bahwa ia akan memiliki seorang putra yang bernama Ismail.
Namun, anak tersebut bukan dari Siti Sarah, melainkan dari Siti Hajar, seorang budak wanita yang diberikan oleh raja Mesir kepada Nabi Ibrahim AS.
Siti Sarah merasa cemburu dan iri dengan Siti Hajar yang hamil. Ia pun meminta Nabi Ibrahim AS untuk mengusir Siti Hajar dan anaknya kelak.
Nabi Ibrahim AS merasa sedih, tetapi ia tunduk kepada kehendak Allah SWT yang memerintahkannya untuk menempatkan Siti Hajar dan anaknya di suatu tempat yang tandus dan sepi.
Kisah Nabi Ismail AS dan Siti Hajar di Padang Paran
Nabi Ibrahim AS membawa Siti Hajar dan bayi Ismail ke sebuah lembah di dekat Makkah yang disebut Padang Paran.
Di sana tidak ada manusia, air, atau tumbuhan. Nabi Ibrahim AS meninggalkan mereka dengan seember air dan sekarung kurma.
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, “Wahai Ibrahim, mengapa engkau meninggalkan kami di tempat ini yang tidak ada seorang manusia pun, tidak ada air, dan tidak ada tumbuhan?” Nabi Ibrahim AS diam dan tidak menjawab.
Siti Hajar pun bertanya lagi, “Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?” Nabi Ibrahim AS menjawab, “Ya.” Siti Hajar pun berkata, “Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.”
Nabi Ibrahim AS pun berjalan meninggalkan mereka dan berdoa kepada Allah SWT agar melindungi dan memberkahi mereka.
Sementara itu, air dan kurma yang ditinggalkan Nabi Ibrahim AS habis. Siti Hajar merasa haus dan khawatir dengan bayinya. Ia pun berlari-lari antara dua bukit, Shafa dan Marwah, mencari air.
Ia berlari-lari sebanyak tujuh kali, tetapi tidak menemukan air. Tiba-tiba, ia mendengar suara gemericik air.
Ia pun kembali ke tempat bayinya dan melihat air mengalir dari bawah kaki bayinya. Ia pun bersyukur dan minum air tersebut. Air itu disebut Zam-zam, yang artinya “berhenti, berhenti.”
Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menampakkan diri kepada Siti Hajar dan memberitahunya bahwa Allah SWT akan menjadikan anaknya seorang nabi dan membuat bangsa yang besar dari keturunannya.
Allah SWT juga menjadikan lari-lari Siti Hajar antara Shafa dan Marwah sebagai salah satu ritual ibadah haji.
Kisah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS Membangun Ka’bah
Ketika Nabi Ismail AS sudah dewasa, ia tinggal bersama ibunya di Makkah. Ia menjadi seorang yang saleh, kuat, dan pandai berburu. Ia juga belajar bahasa Arab dari suku Jurhum yang tinggal di sekitar Makkah.
Suatu hari, Nabi Ibrahim AS datang mengunjungi Nabi Ismail. Ia mendapati Nabi Ismail sedang tidak ada di rumah, hanya ada Siti Hajar.
Nabi Ibrahim AS pun memberi salam dan bertanya tentang keadaan mereka. Siti Hajar menjawab bahwa mereka baik-baik saja, tetapi ia tidak mengenali Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim AS pun bertanya, “Bagaimana cara kalian mencari nafkah?” Siti Hajar menjawab, “Kami mencari nafkah dengan air Zam-zam dan kurma.” Nabi Ibrahim AS pun berkata, “Semoga Allah memberkahi air dan kurma kalian.”
Kemudian, Nabi Ibrahim AS meminta Siti Hajar untuk menyampaikan salamnya kepada Nabi Ismail dan menyuruhnya untuk mengganti ambang pintu rumahnya.
Ketika Nabi Ismail AS pulang, ia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ia pun bertanya kepada ibunya, “Apakah ada orang yang datang ke rumah kita hari ini?” Siti Hajar menjawab, “Ya, ada seorang tua yang datang.
Ia memberi salam dan bertanya tentang keadaan kita. Ia juga memberkati air dan kurma kita. Ia menyuruhmu untuk mengganti ambang pintu rumah kita.”
Nabi Ismail AS pun berkata, “Ia adalah ayahku. Ia datang dari negeri Syam. Ia menyuruhku untuk mengganti ambang pintu rumah kita karena ia tidak suka dengan ambang pintu itu.
” Siti Hajar pun bertanya, “Mengapa ia tidak suka dengan ambang pintu itu?” Nabi Ismail menjawab, “Karena ambang pintu itu terbuat dari tulang binatang yang tidak halal. Ia ingin kita mengganti dengan yang halal.”
Nabi Ismail AS pun mengganti ambang pintu rumahnya dengan kayu yang halal. Kemudian, Nabi Ibrahim AS datang lagi mengunjungi Nabi Ismail. Ia mendapati Nabi Ismail sedang memperbaiki busur panahnya.
Nabi Ibrahim AS pun memberi salam dan berkata, “Hai anakku, Allah memerintahkan aku untuk membangun sebuah rumah untuk-Nya. Maukah engkau membantuku?”
Nabi Ismail AS pun menjawab, “Ya, ayahku. Aku siap membantumu. Apa yang harus aku lakukan?” Nabi Ibrahim AS pun berkata, “Engkau ambilkan batu-batu untukku, dan aku akan meletakkannya.”
Nabi Ismail pun menuruti perintah ayahnya. Mereka pun mulai membangun Ka’bah di tempat yang ditunjukkan oleh Allah SWT.
Ketika mereka sedang membangun Ka’bah, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah (taubat) kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 127-128)
Allah SWT pun menerima doa mereka dan menjadikan Ka’bah sebagai rumah suci dan tempat ibadah bagi umat manusia. Allah SWT juga menjadikan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai teladan bagi umat manusia.
Kisah Nabi Ismail AS yang Hendak Dikorbankan oleh Nabi Ibrahim AS
Kisah yang paling terkenal tentang Nabi Ismail AS adalah ketika ia hendak dikorbankan oleh Nabi Ibrahim AS karena perintah Allah SWT.
Kisah ini merupakan ujian bagi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail tentang ketaatan dan pengorbanan mereka kepada Allah SWT.
Kisah ini dimulai ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi bahwa ia harus menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai korban untuk Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS mengetahui bahwa mimpi tersebut bukanlah mimpi biasa, melainkan perintah dari Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS pun menyiapkan diri untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Ia mengambil sebilah pisau yang tajam, seutas tali, dan seekor domba. Ia pun memanggil Nabi Ismail dan berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah, apa pendapatmu?”
Nabi Ismail AS pun menjawab, “Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Nabi Ismail AS pun bersedia untuk dikorbankan oleh ayahnya. Ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah SWT dan meminta ayahnya untuk mengikat tangannya dan kakinya agar ia tidak berontak.
Ia juga meminta ayahnya untuk menutup matanya agar ia tidak melihat darahnya.
Nabi Ibrahim AS pun mengikat Nabi Ismail AS dan menutup matanya. Ia pun mengambil pisau dan hendak menyembelih Nabi Ismail.
Namun, ketika ia menekan pisau ke leher Nabi Ismail, ia merasa bahwa pisau tersebut tidak dapat memotong.
Tiba-tiba, ia mendengar suara dari langit yang berkata, “Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat: 104-107)
Nabi Ibrahim AS pun menoleh dan melihat seekor domba besar yang telah disediakan oleh Allah SWT untuk menggantikan Nabi Ismail AS.
Ia pun bersyukur dan menyembelih domba tersebut sebagai korban. Allah SWT pun menyatakan bahwa Nabi Ibrahim AS telah lulus dalam ujian-Nya dan memberinya pahala yang besar.
Allah SWT juga memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim AS bahwa ia akan memiliki seorang putra lagi yang bernama Ishaq, yang juga akan menjadi nabi dan rasul.
Allah SWT juga menjadikan Nabi Ibrahim AS sebagai pemimpin bagi umat manusia dan mengangkat namanya di kalangan para nabi dan rasul.
Sifat Nabi Ismail AS
Nabi Ismail AS memiliki banyak sifat yang patut dicontoh oleh umat manusia. Berikut adalah beberapa sifat Nabi Ismail yang terkenal:
- Shaleh
Nabi Ismail AS adalah seorang yang shaleh, yaitu taat kepada Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama makhluk. Ia selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Ia juga berakhlak mulia dan bermoral tinggi. - Sabar
Nabi Ismail adalah seorang yang sabar, yaitu mampu menghadapi segala cobaan dan ujian dengan tenang dan tawakkal. Ia tidak pernah mengeluh atau putus asa. Ia selalu bersyukur dan berharap kepada Allah SWT. - Berani
Nabi Ismail AS adalah seorang yang berani, yaitu memiliki keberanian dan kekuatan untuk menghadapi segala tantangan dan bahaya. Ia tidak pernah takut atau gentar. Ia selalu siap untuk berkorban dan berjuang di jalan Allah SWT. - Setia
Nabi Ismail adalah seorang yang setia, yaitu memiliki kesetiaan dan kepatuhan kepada Allah SWT dan orang tua. Ia tidak pernah mendurhakai atau mengecewakan Allah SWT dan orang tua. Ia selalu menghormati dan membantu Allah SWT dan orang tua. - Cerdas
Nabi Ismail AS adalah seorang yang cerdas, yaitu memiliki kecerdasan dan keterampilan yang tinggi. Ia pandai berbahasa, berburu, dan membangun. Ia juga memiliki pengetahuan dan hikmah yang luas.
Pelajaran yang Bisa Kita Ambil dari Nabi Ismail AS
Dari kisah, sifat, dan keteladanan Nabi Ismail AS, kita bisa mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari Nabi Ismail AS:
- Kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberi keturunan yang shaleh dan menjadi kebanggaan bagi kita.
- Kita harus selalu bersabar dan tawakkal kepada Allah SWT dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang datang kepada kita.
- Kita harus selalu berani dan siap untuk berkorban dan berjuang di jalan Allah SWT, meskipun itu berat dan sulit.
- Kita harus selalu setia dan taat kepada Allah SWT dan orang tua, dan tidak pernah mendurhakai atau mengecewakan mereka.
- Kita harus selalu belajar dan mengembangkan kecerdasan dan keterampilan kita, dan menggunakannya untuk kebaikan.
Kesimpulan
Nabi Ismail AS adalah salah satu nabi dan rasul Allah SWT yang memiliki banyak keteladanan bagi umat manusia. Ia adalah putra pertama Nabi Ibrahim AS dari istri keduanya, Siti Hajar. Ia juga dikenal sebagai nenek moyang Nabi Muhammad SAW dan bangsa Arab.
Kisah Nabi Ismail AS penuh dengan keajaiban, pengorbanan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Ia lahir dari doa Nabi Ibrahim AS yang sangat mendambakan keturunan. Ia rela disembelih oleh ayahnya sendiri karena perintah Allah SWT. Ia juga ikut membangun Ka’bah bersama ayahnya di Makkah.
Nabi Ismail AS memiliki banyak sifat yang patut dicontoh oleh umat manusia, seperti shaleh, sabar, berani, setia, dan cerdas.
Dari kisah, sifat, dan keteladanan Nabi Ismail AS, kita bisa mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan kita.