Nabi Ishaq AS adalah salah satu nabi dan rasul Allah SWT yang memiliki banyak kisah dan keteladanan yang patut dijadikan pelajaran bagi umat Islam.
Beliau adalah putra kedua Nabi Ibrahim AS yang lahir dari istri beliau yang bernama Sarah.
Nabi Ishaq AS juga merupakan saudara dari Nabi Ismail AS yang juga menjadi utusan Allah SWT untuk menyebarkan kebaikan serta menyampaikan perintah Allah SWT bahwa tiada tuhan selain Dia.
Nabi Ishaq memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan yang membuatnya terpilih menjadi nabi dan rasul.
Beliau juga memiliki banyak cobaan dan ujian yang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang riwayat, kisah, dan keteladanan Nabi Ishaq AS yang dapat kita ambil hikmah dan manfaatnya.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang sejarah Islam dan para nabi dan rasul Allah SWT.
Riwayat Nabi Ishaq AS
Kelahiran Nabi Ishaq AS
Nabi Ishaq AS lahir dari rahim Sarah, istri Nabi Ibrahim AS yang sudah lanjut usia dan mandul.
Kelahiran Nabi Ishaq adalah sebuah mukjizat dan karunia dari Allah SWT yang memberikan kebahagiaan kepada Nabi Ibrahim AS dan Sarah.
Sebelumnya, Nabi Ibrahim AS telah mendapatkan putra pertamanya, yaitu Nabi Ismail AS, dari istri keduanya yang bernama Hajar.
Allah SWT telah menjanjikan kepada Nabi Ibrahim AS bahwa beliau akan mendapatkan keturunan yang banyak dan mulia. Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “Dan (jadikanlah imam) juga dari keturunanku”. Allah berfirman: “Perjanjian-Ku tidak meliputi orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah: 124)
Salah satu perintah Allah SWT yang harus ditunaikan oleh Nabi Ibrahim AS adalah menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai kurban.
Nabi Ibrahim AS menuruti perintah Allah SWT dengan penuh kepasrahan dan ketaatan. Namun, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba yang disembelih sebagai kurban.
Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku seorang anak yang termasuk orang-orang yang shalih”. Maka Kami gembirakan dia dengan seorang anak yang lembut lagi penyabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami tinggalkan untuknya (Ibrahim) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (sebuah pujian): “Kesejahteraan atas Ibrahim”. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”. (QS. Ash-Shaffat: 100-111)
Setelah peristiwa tersebut, Allah SWT memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim AS dan Sarah bahwa mereka akan mendapatkan putra kedua yang bernama Ishaq, dan dari keturunan Ishaq akan lahir seorang nabi yang bernama Ya’qub. Allah SWT berfirman:
Dan istrinya (Sarah) yang berdiri (di samping Ibrahim) tertawa, lalu Kami gembirakan dia dengan (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (kelak lahir) Ya’qub. Ia (Sarah) berkata: “Celakalah aku, apakah aku akan melahirkan, padahal aku seorang perempuan tua dan ini suamiku seorang laki-laki tua? Sesungguhnya ini adalah suatu hal yang aneh”. Mereka (para malaikat) berkata: “Apakah kamu heran terhadap ketetapan Allah? Rahmat Allah dan keberkatan-Nya atas kamu, hai ahlul bait. Sesungguhnya Dialah yang Maha Terpuji lagi Maha Agung”. (QS. Hud: 71-73)
Wafatnya Nabi Ishaq AS
Nabi Ishaq AS tumbuh menjadi seorang yang shalih, berilmu, dan berakhlak mulia.
Beliau menikah dengan seorang wanita yang bernama Rifqah binti Batuil, yang merupakan saudara sepupu beliau.
Dari pernikahan tersebut, Nabi Ishaq dikaruniai dua orang putra kembar, yaitu Ya’qub dan Ishaq.
Ya’qub kemudian menjadi nabi dan rasul Allah SWT yang diberi nama Israel, dan dari keturunannya lahirlah Bani Israel.
Nabi Ishaq AS wafat pada usia 180 tahun dan dimakamkan di Hebron, Palestina, bersama dengan ayahnya Nabi Ibrahim AS, ibunya Sarah, istrinya Rifqah, dan putranya Nabi Ya’qub AS.
Beliau meninggalkan warisan berupa ilmu, keimanan, dan ketakwaan yang terus diturunkan kepada generasi selanjutnya.
Meneladani Kisah Nabi Ishaq AS
Dari riwayat dan kisah Nabi Ishaq AS, kita dapat meneladani beberapa hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai umat Islam.
Berikut adalah beberapa keteladanan Nabi Ishaq yang patut dijadikan pelajaran:
Nabi Ishaq AS sangat mencintai orang tua, istri, anak-anak, dan umatnya
Hal ini terlihat dari bagaimana beliau selalu berbakti kepada ayahnya Nabi Ibrahim AS, yang merupakan teladan bagi semua nabi dan rasul.
Nabi Ishaq AS juga sangat mencintai istrinya Rifqah, yang merupakan pilihan Allah SWT untuk beliau.
Beliau juga sangat sayang kepada anak-anaknya, terutama Nabi Ya’qub AS, yang menjadi penerus dakwah beliau.
Nabi Ishaq juga sangat peduli kepada umatnya, yang beliau ajak untuk beriman dan bertauhid kepada Allah SWT.
Kesabaran Membawa Berkah
Nabi Ishaq AS adalah seorang yang sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang datang dari Allah SWT.
Beliau sabar ketika ayahnya Nabi Ibrahim AS disuruh menyembelihnya sebagai kurban, dan beliau rela menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah SWT.
Beliau juga sabar ketika mendapatkan anak kembar yang berbeda sifat dan perilaku, yaitu Ya’qub dan Ishaq.
Beliau juga sabar ketika mengalami kebutaan di masa tuanya, dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Dengan kesabarannya, beliau mendapatkan banyak berkah dan kebaikan dari Allah SWT.
Janganlah Saling Dendam Antara Saudara
Nabi Ishaq AS adalah seorang yang tidak suka berdendam dan bermusuhan dengan saudaranya, yaitu Nabi Ismail AS.
Beliau selalu berusaha untuk menjalin hubungan baik dan harmonis dengan saudaranya, meskipun mereka berbeda ibu dan nasib.
Beliau juga mengajarkan hal yang sama kepada anak-anaknya, yaitu Ya’qub dan Ishaq, yang sering berselisih dan bersaing.
Beliau mengingatkan mereka bahwa mereka adalah saudara seayah dan seibu, dan mereka harus saling menyayangi dan membantu.
Beliau juga mengingatkan mereka bahwa mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim AS, yang merupakan bapak para nabi dan rasul, dan mereka harus mengikuti jejak dan ajarannya.
Menjaga Amanah Allah SWT
Nabi Ishaq AS adalah seorang yang sangat menjaga amanah Allah SWT yang diberikan kepadanya, yaitu menjadi nabi dan rasul yang menyampaikan risalah Allah SWT kepada umat manusia.
Beliau tidak pernah menyembunyikan, merubah, atau menambah-nambahi apa yang telah diwahyukan kepadanya.
Beliau juga tidak pernah mengkhianati, menipu, atau berbohong kepada siapa pun. Beliau selalu berlaku jujur, adil, dan amanah dalam segala urusan.
Kesimpulan
Nabi Ishaq AS adalah salah satu nabi dan rasul Allah SWT yang memiliki banyak kisah dan keteladanan yang patut dijadikan pelajaran bagi umat Islam.
Beliau adalah putra kedua Nabi Ibrahim AS yang lahir dari istri beliau yang bernama Sarah.
Beliau juga merupakan saudara dari Nabi Ismail AS yang juga menjadi utusan Allah SWT untuk menyebarkan kebaikan serta menyampaikan perintah Allah SWT bahwa tiada tuhan selain Dia.
Nabi Ishaq memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan yang membuatnya terpilih menjadi nabi dan rasul.
Beliau juga memiliki banyak cobaan dan ujian yang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Dari riwayat dan kisah Nabi Ishaq AS, kita dapat meneladani beberapa hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai umat Islam, yaitu:
- Nabi Ishaq AS sangat mencintai orang tua, istri, anak-anak, dan umatnya
- Kesabaran membawa berkah
- Janganlah saling dendam antara saudara
- Menjaga amanah Allah SWT
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah Islam dan para nabi dan rasul Allah SWT. Aamiin.