Nabi Daud AS adalah salah satu nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Quran. Beliau adalah nabi sekaligus raja yang memimpin Bani Israil dengan keadilan dan kebijaksanaan.
Beliau juga diberi mukjizat suara merdu, kemampuan melunakkan besi, dan kitab Zabur.
Dalam artikel ini, kami akan membahas kisah teladan Nabi Daud, mulai dari asal-usulnya, kemenangannya atas Jalut, pengurapannya menjadi raja, hingga mukjizat yang Allah berikan kepadanya.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari kisah beliau.
Asal-Usul Nabi Daud AS
Nabi Daud AS lahir di kota Baitulaham, Efrata, di wilayah Yehuda. Ayahnya bernama Isai, yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim AS melalui jalur Nabi Ishaq AS.
Beliau adalah putra bungsu dari delapan bersaudara. Beliau memiliki dua saudari perempuan, yaitu Zeruya dan Abigail.
Sejak kecil, Nabi Daud sudah memiliki jiwa pemberani dan saleh. Beliau bekerja sebagai penggembala kambing domba milik ayahnya.
Beliau juga gemar beribadah dan bertasbih kepada Allah SWT. Beliau memiliki suara yang sangat merdu dan pandai memainkan kecapi.
Kemenangan Atas Jalut
Pada suatu ketika, Bani Israil sedang berperang melawan bangsa Filistin, yang dipimpin oleh raja Jalut.
Jalut adalah seorang yang sangat besar dan kuat. Ia selalu menantang orang-orang Bani Israil untuk berduel dengannya, tetapi tidak ada yang berani.
Pada saat itu, Bani Israil dipimpin oleh raja Thalut, yang diurapi oleh Nabi Samuel AS.
Raja Thalut memilih orang-orang terbaik dari Bani Israil untuk menghadapi Jalut. Di antara mereka, ada dua kakak Nabi Daud AS, yaitu Eliab dan Abinadab.
Nabi Daud AS, yang masih remaja, tidak ikut berperang. Ia hanya disuruh ayahnya untuk mengantarkan makanan kepada kedua kakaknya di medan perang.
Ketika sampai di sana, ia mendengar tantangan Jalut dan melihat ketakutan orang-orang Bani Israil.
Nabi Daud merasa heran dan marah. Ia berkata, “Siapakah Jalut ini, sehingga ia menghina tentara Allah yang hidup? Siapakah yang berani menghadapinya dan membunuhnya?”
Ia juga berkata, “Barangsiapa yang mengalahkan Jalut, ia akan mendapat kekayaan, kedudukan, dan anak perempuan raja.”
Kata-kata Nabi Daud AS didengar oleh raja Thalut. Raja Thalut pun memanggil Nabi Daud dan memberinya izin untuk berduel dengan Jalut.
Raja Thalut juga memberikan baju besi dan pedangnya kepada Nabi Daud, tetapi beliau menolaknya. Beliau hanya membawa tongkat, ketapel, dan lima batu halus.
Nabi Daud AS maju menghadapi Jalut dengan penuh kepercayaan dan keberanian. Jalut mengejek dan meremehkan Nabi Daud karena ia masih muda dan tidak bersenjata.
Nabi Daud menjawab, “Engkau datang kepadaku dengan pedang, tombak, dan lembing, tetapi aku datang kepadamu dengan nama Allah, Tuhan semesta alam, yang tentara-Nya kauhina-hina.”
Nabi Daud AS melemparkan salah satu batunya dengan ketapelnya ke arah Jalut. Batu itu mengenai dahinya dan menembus ke dalam kepalanya.
Jalut pun roboh dan mati. Nabi Daud lalu mengambil pedang Jalut dan memenggal kepalanya.
Ketika bangsa Filistin melihat raja mereka mati, mereka lari tunggang langgang. Bani Israil pun mengejar dan mengalahkan mereka.
Pengurapan Menjadi Raja
Kemenangan Nabi Daud AS atas Jalut membuat raja Thalut dan seluruh Bani Israil kagum dan bangga.
Nabi Daud diangkat menjadi panglima perang dan menikahi Mikhal, putri raja Thalut. Nabi Daud juga berteman baik dengan Yonatan, putra raja Thalut.
Namun, raja Thalut mulai iri dan dengki kepada Nabi Daud AS. Ia merasa terancam oleh popularitas dan keberhasilan Nabi Daud.
Ia bahkan mencoba membunuh Nabi Daud beberapa kali, tetapi gagal. Nabi Daud terpaksa melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran raja Thalut.
Sementara itu, Nabi Samuel AS telah mendapat wahyu dari Allah SWT untuk mengurapi Nabi Daud AS sebagai raja baru Bani Israil.
Nabi Samuel AS menemui Nabi Daud di tempat persembunyiannya dan mengurapinya dengan minyak.
Nabi Daud pun menjadi raja yang sah, meskipun belum memegang kekuasaan.
Setelah raja Thalut dan putranya Yonatan gugur dalam peperangan melawan bangsa Filistin, Nabi Daud AS naik tahta sebagai raja Bani Israil.
Beliau mempersatukan suku-suku Bani Israil yang sebelumnya terpecah-belah. Beliau juga memindahkan ibu kota kerajaannya dari Hebron ke Yerusalem.
Beliau membangun istana, benteng, dan tempat suci di sana.
Mukjizat Nabi Daud AS
Allah SWT memberikan banyak mukjizat dan karunia kepada Nabi Daud AS. Di antaranya adalah:
- Suara merdu. Nabi Daud AS memiliki suara yang sangat merdu dan indah. Ketika beliau bertasbih dan membaca kitab Zabur, gunung-gunung dan burung-burung ikut bertasbih bersamanya. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran surah Saba ayat 10 dan surah Al-Anbiya ayat 79.
- Kemampuan melunakkan besi. Nabi Daud diberi kemampuan untuk melunakkan besi dengan tangannya. Beliau bisa membuat baju besi, senjata, dan peralatan dari besi dengan mudah. Beliau juga mengajarkan ilmu ini kepada orang-orang Bani Israil. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran surah Saba ayat 10 dan surah Al-Anbiya ayat 80.
- Kitab Zabur. Nabi Daud AS diberi kitab suci yang bernama Zabur. Kitab ini berisi pujian, doa, nasihat, dan hikmah dari Allah SWT. Kitab ini juga mengandung ramalan tentang kedatangan Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad SAW. Kitab ini disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 55 dan surah An-Nisa ayat 163.
Kesimpulan
Dari kisah Nabi Daud AS, kita bisa mengambil beberapa pelajaran dan hikmah, antara lain:
Kita harus berani dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dan musuh. Kita harus mengandalkan Allah SWT sebagai penolong dan pelindung kita.
Kita harus berjuang dengan segenap kemampuan dan keimanan kita.
Kita harus menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana bagi diri kita sendiri dan orang lain. Kita harus memimpin dengan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Kita harus mengayomi dan melindungi rakyat atau bawahan kita. Kita harus menjaga keutuhan dan kesatuan umat kita.
Kita harus bersyukur dan memanfaatkan karunia dan keajaiban yang Allah SWT berikan kepada kita. Kita harus menggunakannya untuk kebaikan dan kemaslahatan.
Kita harus menjaga dan mengembangkan ilmu dan amal yang kita miliki.