Nabi Syuaib AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Madyan.
Kaum Madyan adalah sebuah bangsa yang tinggal di daerah antara Hijaz dan Syam, yang terkenal dengan perdagangan dan pertanian mereka.
Namun, kaum Madyan juga dikenal sebagai bangsa yang suka berbuat curang, menimbang barang dengan takaran yang tidak adil, dan mengganggu orang-orang yang lemah.
Mereka juga menyembah berhala-berhala selain Allah SWT, dan tidak mau mendengarkan nasihat-nasihat yang baik.
Latar Belakang Nabi Syuaib AS
Nabi Syuaib AS adalah seorang keturunan Nabi Ibrahim AS, yang berasal dari anaknya yang bernama Madyan.
Nabi Syuaib juga disebut sebagai mertua Nabi Musa AS, karena menikahkan putrinya yang bernama Shafura kepada Nabi Musa AS.
Nabi Syuaib AS adalah seorang yang memiliki kecerdasan, keberanian, dan kefasihan berbicara.
Ia diberi julukan “Khatibul Anbiya” atau juru bicara para nabi dan rasul, karena kemampuannya dalam menyampaikan risalah Allah SWT kepada kaumnya.
Dakwah Nabi Syuaib kepada Kaum Madyan
Nabi Syuaib AS diutus oleh Allah SWT untuk mengajak kaum Madyan kembali kepada jalan yang lurus, yaitu menyembah Allah SWT semata, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang zalim dan merusak.
Nabi Syuaib menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT dengan cara yang lembut, bijaksana, dan sabar.
Ia mengingatkan kaumnya tentang nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka, seperti air, tanaman, dan hewan.
Ia juga mengingatkan mereka tentang akibat-akibat buruk yang akan menimpa mereka jika mereka terus berbuat dosa dan durhaka.
Nabi Syuaib AS berkata kepada kaumnya:
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu mengurangi hak-hak manusia, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah perbaikan. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf: 85)
Sikap Kaum Madyan terhadap Dakwah Nabi Syuaib
Sayangnya, dakwah Nabi Syuaib AS tidak mendapat sambutan yang baik dari kaum Madyan.
Sebagian besar dari mereka menolak dan mengingkari ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Syuaib.
Mereka menganggap Nabi Syuaib sebagai orang yang bodoh, gila, dan pendusta.
Mereka juga menghina dan mengancam Nabi Syuaib dan pengikut-pengikutnya.
Mereka berkata kepada Nabi Syuaib:
“Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti apa yang kamu katakan itu, dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu sebagai orang yang lemah di antara kami. Sekiranya bukan karena keluargamu, tentulah kami telah merajam kamu, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang yang berwibawa bagi kami.” (QS. Hud: 91)
Mukjizat Nabi Syuaib
Nabi Syuaib AS tidak gentar dengan ancaman-ancaman kaumnya.
Ia tetap bersabar dan berdakwah dengan penuh keikhlasan. Ia juga memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT.
Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Syuaib, yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang tersembunyi di balik awan.
Dengan mukjizat ini, Nabi Syuaib dapat mengetahui kapan dan di mana akan terjadi bencana alam yang akan menghancurkan kaum Madyan.
Nabi Syuaib memberitahukan hal ini kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka agar bertaubat sebelum terlambat.
Nabi Syuaib berkata kepada kaumnya:
“Dan hai kaumku, hendaklah kamu memberikan keadilan antara aku dan kamu, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, yang menyebabkan kamu tersesat dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang tersesat dari jalan Allah itu, mereka akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Hud: 84)
Azab Allah SWT kepada Kaum Madyan
Namun, kaum Madyan tetap sombong dan keras kepala.
Mereka tidak mau mendengarkan nasihat-nasihat Nabi Syuaib, dan terus berbuat dosa dan durhaka.
Mereka juga berusaha untuk mengusir Nabi Syuaib AS dan pengikut-pengikutnya dari negeri mereka.
Mereka berkata kepada Nabi Syuaib:
“Hai Syuaib, jika kamu benar-benar termasuk orang-orang yang beriman, maka kami tidak mau menyembah apa yang kamu sembah, dan kami tidak mau meninggalkan apa yang kami sembah sejak nenek moyang kami. Dan kami tidak mau menuruti perintahmu dalam urusan kami. Maka putuskanlah perkara antara kami dan kamu, dan kami tidak peduli dengan apa yang kamu katakan.” (QS. Al-A’raf: 88)
Allah SWT murka dengan sikap kaum Madyan yang sombong dan durhaka.
Allah SWT mengirimkan azab yang dahsyat kepada mereka, yaitu gempa bumi yang mengguncang negeri mereka, dan angin yang membakar dan membinasakan mereka.
Tidak ada seorang pun yang selamat dari azab Allah SWT, kecuali Nabi Syuaib AS dan pengikut-pengikutnya yang beriman.
Mereka diselamatkan oleh Allah SWT, dan diberikan tempat yang lebih baik.
Allah SWT berfirman:
“Maka kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia, dengan rahmat dari Kami. Dan kami tangkap orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati di rumah-rumah mereka dalam keadaan tersungkur, seolah-olah mereka tidak pernah hidup di situ. Ingatlah, kaum Madyan itu sama dengan kaum Tsamud.” (QS. Hud: 94-95)
Pelajaran dari Kisah Nabi Syuaib AS dan Kaum Madyan
Kisah Nabi Syuaib AS dan kaum Madyan mengandung banyak pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya. Di antaranya adalah:
- Kita harus menyembah Allah SWT semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Kita harus mengikuti ajaran-ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya, dan tidak mengikuti hawa nafsu dan tradisi yang bertentangan dengan syariat Allah SWT.
- Kita harus berlaku adil dan jujur dalam segala urusan, terutama dalam hal perdagangan dan pertanian. Kita harus menimbang dan mengukur barang dengan takaran yang benar, dan tidak mengurangi hak-hak orang lain. Kita juga harus menghormati dan membantu orang-orang yang lemah, miskin, dan tertindas.
- Kita harus menghindari perbuatan-perbuatan yang merusak dan mencelakakan diri sendiri dan orang lain, seperti mencuri, merampok, berzina, membunuh, dan sebagainya. Kita harus menjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan di muka bumi, dan tidak membuat kerusakan dan kekacauan.
- Kita harus bersabar dan berdakwah dengan cara yang baik, lembut, dan bijaksana. Kita harus menyampaikan kebenaran dengan hikmah dan mawas diri, dan tidak memaksa atau mengancam orang lain. Kita harus menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan, dan tidak berbuat kasar atau sombong.
- Kita harus selalu berdoa dan memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT. Kita harus percaya dan berserah diri kepada Allah SWT, dan tidak takut atau gentar dengan ancaman-ancaman musuh. Kita harus bersyukur dan beristighfar atas segala nikmat dan dosa yang Allah SWT berikan kepada kita.
Kesimpulan
Kisah Nabi Syuaib AS dan kaum Madyan adalah salah satu kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an, yang mengajarkan kita tentang pentingnya beriman kepada Allah SWT, berlaku adil dan jujur, dan berdakwah dengan hikmah.
Kisah ini juga mengingatkan kita tentang azab Allah SWT yang akan menimpa orang-orang yang sombong, durhaka, dan merusak.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini, dan menjadikan Nabi Syuaib sebagai teladan yang baik. Amin.