Nabi Ilyas AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaum Bani Israil. Beliau hidup pada masa pemerintahan Raja Ahab, yang terkenal zalim dan menyembah berhala Baal. Dalam Al-Qur’an, kisah Nabi Ilyas AS disebutkan dalam surah Al-An’am ayat 85 dan surah As-Shaffat ayat 123-132.
Kisah Nabi Ilyas AS mengajarkan kita tentang pentingnya berdakwah dengan gigih dan pantang menyerah, meskipun menghadapi tantangan dan cobaan yang berat. Beliau juga menunjukkan keberanian, ketabahan, dan kesabaran dalam menghadapi kaumnya yang keras kepala dan ingkar terhadap Allah SWT.
Dalam artikel ini, kami akan membahas kisah Nabi Ilyas AS secara lengkap, beserta pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil dari kisah beliau. Kami juga akan memberikan beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang kisah Nabi Ilyas AS.
Latar Belakang Kisah Nabi Ilyas AS
Nabi Ilyas AS adalah keturunan dari Nabi Harun AS, saudara Nabi Musa AS. Nama lengkap beliau adalah Ilyas bin Yasin bin Finhas bin Aizar bin Harun. Beliau termasuk dalam golongan ulul azmi, yaitu nabi-nabi yang memiliki keteguhan dan kesabaran yang tinggi dalam berdakwah.
Nabi Ilyas AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Bani Israil, yang telah menyimpang dari ajaran tauhid dan menyembah berhala Baal. Kaum Bani Israil telah lupa akan nikmat dan karunia Allah SWT yang telah menyelamatkan mereka dari penindasan Firaun dan memberikan mereka tanah yang subur dan makmur.
Kaum Bani Israil telah terpengaruh oleh Raja Ahab, yang merupakan raja Israel yang paling zalim dan durhaka. Raja Ahab menikahi seorang wanita bernama Izebel, yang berasal dari bangsa Kanaan. Izebel adalah penyembah berhala Baal, yang diyakini sebagai dewa matahari, hujan, dan kesuburan.
Izebel berhasil membujuk Raja Ahab untuk menyembah Baal dan membangun kuil-kuil untuk berhala tersebut. Izebel juga membunuh para nabi dan ulama yang masih beriman kepada Allah SWT. Akibatnya, kaum Bani Israil menjadi jauh dari ajaran Allah SWT dan terjerumus dalam kemaksiatan dan kesyirikan.
Kisah Nabi Ilyas AS dan Kaum Bani Israil
Nabi Ilyas AS datang ke hadapan Raja Ahab dan kaum Bani Israil dengan membawa risalah dari Allah SWT. Beliau menyeru mereka untuk kembali bertauhid dan menyembah Allah SWT semata, serta meninggalkan penyembahan berhala Baal yang tidak berdaya dan tidak berfaedah.
Nabi Ilyas AS juga mengingatkan mereka akan nikmat dan karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada mereka, serta ancaman azab yang akan menimpa mereka jika mereka tetap ingkar dan durhaka. Beliau juga menantang mereka untuk membuktikan kebenaran agama mereka dengan cara yang adil.
Namun, kaum Bani Israil tidak mau mendengarkan seruan Nabi Ilyas AS. Mereka malah mencemooh, menghina, dan mendustakan beliau. Mereka juga tetap bersikukuh dengan keyakinan mereka bahwa Baal adalah tuhan yang berkuasa dan memberikan mereka hujan dan kesuburan.
Nabi Ilyas AS pun berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan azab kepada kaum Bani Israil yang telah menyekutukan-Nya. Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Ilyas AS dan menahan hujan dari turun selama tiga setengah tahun. Akibatnya, tanah menjadi kering, tanaman menjadi layu, dan hewan menjadi mati.
Kaum Bani Israil pun menderita kelaparan dan kehausan yang sangat parah. Namun, mereka masih tidak mau bertobat dan bertaubat kepada Allah SWT. Mereka masih berharap kepada Baal untuk memberikan mereka hujan dan kesuburan. Mereka juga menyalahkan Nabi Ilyas AS sebagai penyebab bencana yang menimpa mereka.
Kisah Nabi Ilyas AS dan Pertarungan dengan Para Pendeta Baal
Setelah tiga setengah tahun berlalu, Allah SWT memerintahkan Nabi Ilyas AS untuk kembali ke hadapan Raja Ahab dan kaum Bani Israil. Beliau menyampaikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan menurunkan hujan jika mereka mau bertobat dan kembali kepada-Nya.
Nabi Ilyas AS juga mengajak mereka untuk melakukan pertarungan dengan para pendeta Baal, yang berjumlah 450 orang. Beliau menantang mereka untuk membuktikan kebenaran agama mereka dengan cara yang adil dan jujur. Beliau mengusulkan agar mereka membuat dua mezbah, satu untuk Allah SWT dan satu untuk Baal.
Kemudian, mereka harus menyembelih seekor lembu dan meletakkannya di atas mezbah, tanpa menyalakan api. Setelah itu, mereka harus berdoa kepada tuhan mereka masing-masing, dan tuhan yang bisa menyalakan api di atas mezbah adalah tuhan yang benar dan berhak disembah.
Kaum Bani Israil dan para pendeta Baal menyetujui tantangan Nabi Ilyas AS. Mereka pun membangun dua mezbah di atas gunung Karmel. Para pendeta Baal mendapat giliran pertama untuk berdoa kepada berhala mereka. Mereka berdoa dengan lantang dan penuh semangat, sambil melukai diri mereka sendiri dengan pedang dan tombak.
Namun, tidak ada jawaban dari Baal. Tidak ada api yang menyala di atas mezbah mereka. Mereka berdoa dari pagi hingga sore, tetapi hasilnya tetap nihil. Nabi Ilyas AS pun mengejek mereka dengan berkata, \”Teriaklah dengan suara yang lebih keras, karena sesungguhnya ia adalah tuhan; boleh jadi ia sedang berbicara, atau sedang sibuk, atau sedang dalam perjalanan, atau sedang tidur dan harus dibangunkan\”.
Para pendeta Baal pun semakin berteriak dan melukai diri mereka, tetapi tetap tidak ada tanda-tanda dari Baal. Mereka pun menjadi putus asa dan malu. Nabi Ilyas AS kemudian mengambil giliran untuk berdoa kepada Allah SWT. Beliau membangun mezbah dengan dua belas batu, yang melambangkan dua belas suku Bani Israil.
Beliau juga membuat parit di sekeliling mezbah dan mengisi parit tersebut dengan air. Beliau juga menyiram air ke atas mezbah dan korban sembelihan, sehingga semuanya menjadi basah. Beliau kemudian berdoa dengan khusyuk dan tawadhu kepada Allah SWT, dengan berkata, \”Ya Allah, Tuhan Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, perlihatkanlah hari ini bahwa Engkaulah Allah di Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa dengan perintah-Mu aku melakukan segala perkara ini. Ya Allah, jawablah aku, ya Allah, jawablah aku, agar bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Allah, dan bahwa Engkau telah menyesatkan hati mereka kembali\”.
Allah SWT pun menjawab doa Nabi Ilyas AS dengan menurunkan api dari langit, yang menyala di atas mezbah dan membakar korban sembelihan, kayu, batu, dan tanah. Bahkan, air yang ada di dalam parit pun terserap oleh api. Kaum Bani Israil yang menyaksikan kejadian tersebut pun terkejut dan takjub. Mereka pun bersujud dan mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT.
Nabi Ilyas AS kemudian memerintahkan mereka untuk menangkap dan membunuh para pendeta Baal, yang telah menyesatkan mereka dari jalan Allah SWT. Mereka pun melaksanakan perintah Nabi Ilyas AS dan penyembahan berhala. Setelah itu, Nabi Ilyas AS berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hujan, yang telah ditahan selama tiga setengah tahun. Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Ilyas AS dan menurunkan hujan yang lebat, yang menyirami tanah dan menghidupkan kembali tanaman dan hewan. Kaum Bani Israil pun bersyukur dan beriman kepada Allah SWT.
Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Nabi Ilyas AS
Dari kisah Nabi Ilyas AS, kita bisa mengambil beberapa pelajaran dan hikmah, antara lain:
- Kita harus berdakwah dengan gigih dan pantang menyerah, meskipun menghadapi tantangan dan cobaan yang berat. Kita harus berusaha untuk menyampaikan kebenaran dan menyeru manusia kepada Allah SWT dengan cara yang bijak dan adil.
- Kita harus berani, tabah, dan sabar dalam menghadapi kaum yang keras kepala dan ingkar terhadap Allah SWT. Kita harus bersandar kepada Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya dalam segala hal.
- Kita harus mengingat dan mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kita, serta menjauhi kemaksiatan dan kesyirikan yang dapat menimbulkan murka dan azab Allah SWT.
- Kita harus menyadari bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT, yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang. Kita harus menyembah dan beribadah kepada-Nya semata, serta meninggalkan penyembahan berhala atau makhluk lain yang tidak berdaya dan tidak berfaedah.