Sifat-sifat teladan dari cerita Nabi Sulaiman AS menyampaikan banyak pelajaran mengenai makna sejati kehidupan.
Mengikuti jejak Nabi Sulaiman dapat menjadikan kita sebagai muslim yang baik. Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah SWT untuk Bani Israil.
Ia diberi tugas yang besar untuk memimpin kerajaan Israel, setelah sebelumnya mendapatkan bimbingan dari ayahnya, Nabi Daud AS.
Cerita Nabi Sulaiman
Pada masa itu, ia dikenal sebagai salah satu dari empat raja utama yang pernah menyentuh kekuasaan di sebagian besar dunia.
1. Pemimpin Terpercaya, Adil dan Bijaksana
Nabi Sulaiman adalah sosok raja legendaris dengan kemampuan kepemimpinan yang luar biasa. Nama dan kebesarannya terkenal di seluruh penjuru.
Ia sangat terampil dalam mengelola dan mengatur kerajaannya. Selain itu, reputasinya sebagai sosok yang bijak dan adil dalam menghadapi tantangan patut dicontoh.
Nabi Sulaiman juga sanggup mengendalikan pasukan yang sangat besar. Pasukannya terdiri dari manusia, jin, dan hewan.
Kekuatan dari angkatan bersar ini tidak bisa dianggap remeh. Dengan sifat amanah, adil, dan bijaksananya, Nabi Sulaiman AS menjabat sebagai pemimpin selama 40 tahun.
Banyak yang berpendapat bahwa Nabi Sulaiman AS mampu memimpin bangsa Israel mencapai kejayaan dengan cara damai. Teladannya sungguh luar biasa.
2. Senantiasa Rendah Hati dan Malu kepada Tuhan

Walaupun memiliki kuasa yang besar dan tak terbatas, Nabi Sulaiman AS tidak menjadikannya sombong. Sebaliknya, ia merasa rendah diri dihadapan makhluk lainnya ciptaan Allah.
Ia adalah satu-satunya nabi dan raja yang dianugerahi kemampuan oleh Allah SWT untuk memahami bahasa hewan, berkomunikasi dengan burung hud-hud, serta memahami bahasa semut.
Dengan kekuasaan atas kerajaan Bani Israil yang luas, Allah pun menundukkan berbagai makhluk seperti jin, angin, dan burung-burung yang semuanya patuh pada perintahnya.
Allah juga memberikan keistimewaan berupa aliran tembaga dari dalam bumi untuk keperluan pembangunan.
Diantara berbagai keistimewaan Nabi Sulaiman adalah: kemampuan berbahasa hewan, menjadi nabiyang tercatat sebagai orang paling kaya di antara manusia, memimpin pasukan terkuat yang terdiri dari manusia dan jin, serta mengendalikan angin sesuai keinginannya.
Namun, meskipun memiliki segala kekuatan tersebut, Nabi Sulaiman tetap merasa rendah hati di hadapan makhluk lain, bahkan merasa malu kepada Allah SWT.
Ia merasakan besarnya rahmat Allah dan merasa bahwa ibadahnya belum cukup memadai. Dengan rasa malu terhadap Allah, ia sering menundukkan pandangannya kepada langit.
Nabi Sulaiman senang menjalin interaksi dengan rakyatnya, meskipun berbicara dengan semut sekalipun. Ia juga mengekspresikan rasa syukurnya melalui tindakan.
Kesungguhan ibadahnya terlihat begitu mulia, sampai ia wafat dalam keadaan berdiri saat melaksanakan shalat.
3. Menikmati Pekerjaan Sebagai Bentuk Rasa Syukur
Nabi Sulaiman adalah tokoh yang merasakan kebahagiaan dalam setiap pekerjaan sebagai tanda syukur dan cinta kepada Allah. Ini menjadi salah satu teladan penting darinya.
Kemampuannya untuk bersyukur dijelaskan dalam Al-Qur’an, di mana dia pernah meminta petunjuk Tuhan.
Ia memohon kepada Allah untuk mempertemukannya dengan orang-orang yang bekerja keras dan bijak, yang dapat membantunya untuk menjadi lebih cerdas dan bersyukur.
Allah kemudian menyuruh Nabi Sulaiman untuk menemui dua orang yang sedang giat berusaha. Salah satu dari mereka bekerja dengan tekun, terdorong oleh rasa lapar yang menggerogoti.
Sementara itu, yang lainnya juga berusaha keras, tetapi dengan maksud untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan.
Dia tidak termasuk dalam kategori orang-orang yang disebut menganggur. Setelah menyaksikan kedua individu tersebut, Nabi Sulaiman AS berdoa kepada Allah agar diberi pekerjaan yang membuatnya selalu dalam keadaan bersyukur.
Allah kemudian memberinya pengetahuan tentang cara mengolah besi dan melapisinya dengan emas.
Dengan demikian, ia menjadi orang pertama yang melakukan hal itu. Kita seharusnya mencontoh Nabi Sulaiman dalam kehidupan sehari-hari kita.
4. Selalu Menjaga Shalat
Sampai-sampai beliau meninggal dalam posisi sedang berdiri shalat. Bahkan, beliau menghembuskan napas terakhirnya saat dalam posisi berdiri untuk beribadah.
Apakah shalat yang kalian lakukan sudah penuh khusyuk? Allah berfirman dalam QS. As Saba’ (34): 14:
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan (jadi pelayan yang bekerja keras untuk Nabi Sulaiman). (QS. As Saba: 14)
Demikianlah sekilas mengenai teladan yang bisa kita ambil dari cerita Nabi Sulaiman A.S. Pembahasan ini tidak hanya berkisar pada sejarah hidup nabi tersebut, tetapi juga menggali pelajaran apa saja yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dari cerita Nabi Sulaiman AS di atas, terdapat banyak teladan yang berharga serta hikmah yang bisa kita ambil untuk diterapkan dalam kehidupan.
Mempelajari dan meniru cerita serta sifat Nabi Sulaiman A.S memberikan wawasan bagi kita untuk selalu bersyukur dan menghindari rasa sombong atas segala yang kita miliki, mengingat semua itu hanyalah titipan dari-Nya yang Maha Kuasa dan akan kembali kepada-Nya. (Fahma Ardiana)