Artikel mengenai beberapa saran bagi orangtua untuk mempermudah pengajaran puasa kepada anak.
Artikel mengenai beberapa saran bagi orangtua untuk mempermudah pengajaran puasa kepada anak.

Cara Mengajarkan Anak Puasa sejak Dini

Diposting pada

Menunaikan ibadah puasa adalah kewajiban bagi setiap umat Muslim di bulan Ramadan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara mengajarkan anak mengenai puasa mulai dari usia dini.

Tujuannya adalah agar anak tumbuh terbiasa melaksanakan kewajiban mereka sebagai Muslim di masa mendatang.

Lalu, apa langkah terbaik untuk mengenalkan puasa kepada anak? Mari kita simak beberapa tips berikut ini.

 

Metode Mengenalkan Puasa pada Anak Sejak Dini

Secara umum, dalam ajaran agama, anak-anak tidak termasuk dalam kategori yang diwajibkan untuk berpuasa, sama halnya dengan ibu hamil dan mereka yang sedang dalam perjalanan jauh.

Alasannya adalah karena anak-anak berpotensi menghadapi berbagai risiko terkait kesehatan saat berpuasa dikarenakan mereka berada dalam fase pertumbuhan yang vital.

Lebih lagi, anak-anak memerlukan asupan cairan dan energi yang cukup untuk menjaga kesehatannya, terlebih lagi untuk perkembangan otak mereka.

 

Oleh karena itu, berdasarkan informasi dari Baylor College of Medicine, orangtua perlu mempertimbangkan kondisi masing-masing anak sebelum mengajarkan mereka untuk berbuka puasa.

Pertimbangan ini termasuk kondisi kesehatan umum, tingkat aktivitas sehari-hari, serta daya tahan terhadap rasa lapar.

Jika orangtua ingin mengenalkan puasa kepada anak, sebaiknya jangan berharap anak dapat berpuasa penuh pada awalnya. Sebaiknya, berikan mereka pelajaran secara bertahap sesuai dengan usia mereka.

 

Berikut adalah beberapa saran bagi orangtua untuk mempermudah pengajaran puasa kepada anak.

1. Berikan Pemahaman yang Sesuai

Langkah awal dalam membantu anak belajar puasa adalah memberikan pemahaman yang jelas. Disarankan untuk menjelaskan secara singkat mengenai alasan puasa bagi umat Islam selama bulan Ramadan.

Gunakan bahasa yang sederhana agar anak-anak dapat mengerti dengan lebih baik.

 

2. Ajarkan Puasa di Waktu yang Tepat

Pastikan dahulu kemampuan anak sebelum mulai mengajarkan puasa.
Pastikan dahulu kemampuan anak sebelum mulai mengajarkan puasa.

Sebagai orangtua, penting untuk memastikan kemampuan anak sebelum mulai mengajarkan puasa. Sebaiknya orangtua mulai mengenalkan puasa ketika anak mendekati usia pubertas atau setidaknya saat mereka berusia sekitar 6 hingga 7 tahun.

Namun ini harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Oleh karena itu, anak dapat mulai belajar puasa lebih awal tergantung pada kesiapan mereka dan dorongan dari orangtua.

 

Dalam pengajaran ini, orangtua disarankan untuk memberi motivasi kepada anak tanpa menekan mereka, sehingga puasa dilakukan tanpa paksaan.

Dengan cara ini, orangtua dapat mendampingi dan membimbing anak selama mereka menjalani ibadah puasa.

Apakah boleh memaksa anak untuk puasa? Jawabannya adalah tidak. Sebab, orangtua harus mempertimbangkan kesehatan, usia, serta kematangan fisik dan emosional anak.

 

3. Lakukan Secara Bertahap

Agar anak terbiasa dengan puasa, proses tersebut sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hal ini penting karena bagi anak, berpuasa seharian penuh mungkin terasa berat.

Sebagai langkah awal, orangtua bisa mulai dengan mengajak anak untuk berpuasa setengah hari, yaitu dari pagi hingga saat makan siang.

 

Setelah itu, orangtua bisa perlahan-lahan memperpanjang waktu puasa hingga anak siap untuk menahan puasa sampai sore hari.

Dalam proses ini, penting untuk tidak memaksa anak untuk berpuasa hingga waktu yang telah ditetapkan.

Pasalnya, memaksa dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman atau bahkan enggan untuk berpuasa, yang dapat mendorong mereka untuk berbohong mengenai keadaan puasa mereka.

 

4. Jadilah Teladan bagi Anak-Anak

Sebagai orangtua, Anda tentu menyadari bahwa anak sangat mudah meniru apa yang mereka lihat. Setiap anak pada dasarnya akan mengamati, memperhatikan, dan memproses semua yang dilakukan oleh orang tua mereka.

Dengan demikian, orang tua memiliki kesempatan untuk memberikan contoh kepada anak agar mereka dapat terbiasa melaksanakan ibadah puasa.

Anda dapat berbagi cerita mengenai pengalaman berpuasa Anda dan cara Anda menjalani ibadah tersebut kepada si Kecil.

 

Selanjutnya, untuk mempersiapkan anak menjalani puasa, penting bagi orang tua untuk membiarkan anak mencoba berpuasa sendiri.

Namun, penting untuk diingat untuk tetap bersabar dan memberikan dukungan selama prosesnya. Saat anak mulai mampu berpuasa, meskipun hanya setengah hari, penting untuk menghargai upaya mereka agar motivasi mereka semakin meningkat untuk terus belajar berpuasa.

Mengingat puasa adalah tantangan tersendiri bagi anak-anak. Ada beragam cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung anak.

 

Salah satunya adalah memberikan pujian kepada anak di depan anggota keluarga setelah mereka berpuasa. Orang tua juga dapat menawarkan hadiah jika anak berhasil menjalani puasa.

Hadiah tersebut bisa berupa barang yang mereka inginkan atau makanan favorit yang bisa dinikmati saat berbuka puasa.

Melakukan aktivitas menyenangkan bersama anak saat berpuasa dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dari rasa lapar. Dengan cara ini, mereka bisa lebih menikmati proses beribadah puasa.

 

Contohnya, Anda bisa mengajak anak bermain permainan ringan yang tidak menguras tenaga atau menonton film kesukaan mereka.

Jika anak mulai merasa lelah, orang tua dapat menyarankan mereka untuk tidur siang agar rasa lapar tidak terlalu mengganggu.

Penting juga untuk memperhatikan pola makan saat sahur dan berbuka, terutama untuk anak-anak. Anak-anak harus mengonsumsi makanan kaya serat serta cukup protein, seperti dari produk susu, untuk membantu mereka merasa kenyang lebih lama.

 

Oleh karena itu, pastikan saat sahur dan berbuka, si Kecil mendapatkan asupan yang bergizi. Hindari memaksa anak makan terlalu banyak untuk mencegah masalah pencernaan.

Perlu diingat, saat mengajarkan puasa kepada anak, kesabaran, pemahaman, dan dukungan orang tua sangat diperlukan. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Namun, dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang konsisten, orang tua pasti akan dapat membantu anak menjalani ibadah puasa serta memahami nilai-nilai agama yang terkandung dalam ritual puasa tersebut. (Fahma Ardiana)