Biografi KH Hasyim Asyari, pendiri NU dan ulama terkemuka. Pelajari latar belakang, pendidikan, perjuangan, dan warisannya. Ikuti jejak ulama besar ini dalam memperjuangkan Islam dan bangsa.
KH Hasyim Asy’ari, seorang ulama besar dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), tidak hanya dikenal sebagai tokoh keagamaan tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Artikel ini akan merinci perjalanan hidupnya, pemikiran ulama, serta peran sentralnya dalam membentuk sejarah Indonesia.
Latar Belakang Keluarga dan Keturunan
Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, sebagai putra ketiga dari pasangan KH Asy’ari, pemimpin Pesantren Keras, dan Nyai Halimah. Garis keturunannya tidak hanya dari ulama Rasulullah dan Sunan Giri, tetapi juga dari Raja Brawijaya VI, terakhir dari Kerajaan Majapahit.
Pendidikan dan Perjalanan Ilmiah
Hasyim tumbuh di lingkungan pesantren, memulai pendidikannya di Pesantren Keras, dan melanjutkan perjalanan ilmiahnya ke pesantren-pesantren terkemuka di Jawa. Menempuh perjalanan pendidikan di Masjidil Haram, ia meraih gelar Syaikhul Haram.
Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
KH Hasyim Asy’ari bukan hanya seorang ulama, tetapi juga pejuang kemerdekaan. Ia mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926, sebuah organisasi Islam yang aktif dalam mempertahankan kemerdekaan dan membela syariat Islam. Perannya dalam mengeluarkan fatwa jihad melawan agresi militer Belanda pada tahun 1948 menjadi bukti komitmennya terhadap perjuangan bangsa.
Pemikiran Ulama dan Karya Ilmiah
Selain perjuangannya dalam membangun NU, KH Hasyim Asy’ari juga dikenal melalui karya ilmiahnya. Karya-karyanya, seperti “Al-Imam al-Ghazali wa Arauhu al-Kalamiah,” mencerminkan kedalaman pemikiran dan kontribusinya dalam merumuskan pemahaman Islam yang sesuai konteks waktu.
Warisan dan Pengaruh dalam Bangsa
KH Hasyim Asy’ari meninggal pada tahun 1947, tetapi warisannya tetap hidup. Anak-anaknya, seperti KH Wahid Hasyim dan Abdurrahman Wahid, melanjutkan jejak kepemimpinan dan pemikiran Islam di Indonesia. Pesantren Tebuireng, yang didirikannya, terus menjadi pusat pendidikan dan pengembangan keislaman.
KH Hasyim Asy’ari bukan hanya menciptakan organisasi besar seperti NU, tetapi juga menyumbangkan pemikiran ulama yang mendalam untuk memandu umat Islam.
Dalam sejarah Indonesia, namanya mencuat sebagai salah satu tokoh sentral yang berkontribusi besar terhadap pembentukan identitas keislaman dan kemerdekaan bangsa. Semoga artikel ini menjadi sumber inspirasi dan wawasan tentang peran ulama dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Temukan artikel lainnya, hanya di Cinta Ilahi!