Biografi KH. Ahmad Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum NU, pengasuh Ponpes Al-Hikam, Malang. Lahir di Tuban pada 8 Agustus 1944, Hasyim Muzadi adalah sosok ulama nasionalis dan pluralis yang berperan aktif dalam Gerakan Pemuda Ansor (GP-Ansor) dan PMII. Ikuti perjalanan kariernya dari Ketua PWNU Jawa Timur hingga Calon Wakil Presiden pada pemilihan tahun 2004. Temukan kontribusinya bagi agama, Indonesia, dan NU.
KH. Ahmad Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), lahir di Tuban pada 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dan Hj. Rumyati. Dengan latar belakang pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Tuban dan Institut Agama Islam Negeri IAIN Malang, Hasyim Muzadi menorehkan perjalanan panjangnya dalam dunia keulamaan dan kepemimpinan.
Kiprah Organisasi dan Kepemimpinan
Hasyim Muzadi aktif dalam Gerakan Pemuda Ansor (GP-Ansor) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak muda. Pada tahun 1992, namanya mencuat ketika terpilih sebagai Ketua PWNU Jawa Timur. Keberhasilannya di Jawa Timur membuka jalan menuju jabatan tertinggi dalam NU, yaitu Ketua PBNU pada tahun 1999.
Pada pemilihan presiden 2004, Hasyim Muzadi menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Capres Megawati Soekarnoputri. Meski tidak meraih kemenangan, namun hal ini tidak mengurangi kontribusi dan pengaruh Hasyim Muzadi dalam NU. Dalam Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jateng, dia kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.
Keterlibatan Politik
Selain berkiprah di NU, Hasyim Muzadi juga terlibat dalam arena politik. Pada tahun 1986, dia menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur yang bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keterlibatannya dalam politik membuktikan bahwa Hasyim Muzadi tidak hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemimpin yang peduli terhadap perkembangan politik di Indonesia.
Peran sebagai Ulama Nasionalis dan Pluralis
Hasyim Muzadi dikenal sebagai sosok ulama yang nasionalis dan pluralis. Kesetiannya terhadap agama, Indonesia, dan NU tercermin dalam segala tindakannya. Sebagai pengasuh Ponpes Al-Hikam, Malang, Hasyim Muzadi juga terlibat dalam berbagai kegiatan untuk kemajuan agama dan bangsa.
Puncak Kiprah dan Pengabdian
Sebagai aturan internal NU, Hasyim Muzadi hanya dapat menjabat sebagai Ketua Umum PBNU selama dua periode berturut-turut. Setelah Muktamar NU ke-32 di Makassar pada April 2010, dia digantikan oleh Dr. KH Said Aqil Siradj, MA. Hasyim Muzadi kemudian terpilih sebagai Wakil Rais Aam PBNU (2010-2015), membantu Dr. KH A. Musthofa Bisri mendampingi Ketua Rais Aam Dr. KH. M. A. Sahal Mahfudh.
Profil KH. Ahmad Hasyim Muzadi mencerminkan perjalanan panjang seorang ulama, pemimpin, dan sosok nasionalis. Kontribusinya dalam NU dan politik membuktikan dedikasinya terhadap Indonesia. Sebagai ulama nasionalis dan pluralis, Hasyim Muzadi memberikan teladan bagi generasi muda untuk mengabdi dengan tulus dan ikhlas.
Tertarik dengan artikel mengenai Tokoh Islam lainnya? Kamu bisa terus update informasinya hanya di Cinta Ilahi